Skip to main content

Ciri-Ciri Cinta Sejati atau Jodoh Menurut Psikologi

Ciri-ciri cinta sejati atau jodoh menurut psikologi - Cinta sejati itu unik, ia seperti sesuatu yang mistik. Semua orang: anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, bahkan lansia pun bisa tanpa sadar menemukan cinta sejatinya. Siapa saja pasti ingin menemukan cinta sejati di dalam hidupnya. Lantas, ciri-ciri cinta sejati atau jodoh menurut psikologi itu seperti apa?

Berikut ini adalah ciri-ciri cinta sejati atau jodoh menurut psikologi:

Daftar isi

Cinta Sejati Itu Tidak Ada Pada Diri Orang Lain

Cinta sejati itu bukan tentang menemukan diri kita pada orang lain. Jangan jatuh cinta, atau merasa sedang jatuh cinta, jika hanya ingin menemukan diri kita di dalam diri orang lain. Kepribadian diri kita bukan untuk menjadi seperti seseorang, namun pribadi kita tetap menjadi diri kita sendiri.

Jangan karena kita terlalu cinta dengan pasangan, sehingga kehilangan jati diri. Kita tidak perlu ikut menjadi penggemar boyband favorit mereka, atau membaca semua buku yang disukai pasangan kita. Tetap jaga minat dan hobi kita, sehingga kita akan lebih menarik bagi pasangan kita.

Cinta sejati itu tidak ada kata menjadi orang lain. Menjadi diri sendiri di depan pasangan mungkin akan tampak menakutkan pada awalnya. Ketika sudah menikah, kemudian bangun tanpa make up, dan rambut berantakan. Mungkin banyak hal yang belum pernah terlihat oleh pasangan kita.

Ketika kita sedang jatuh cinta, bahkan suatu penyakit terburuk-pun bisa jadi momen yang sangat berharga. Pasangan kita membantu kita melalui episode buruk atau memberi kecupan dan pelukan kasih sayang sehingga itu menunjukkan betapa dia benar-benar mencintai kita.

Mencintai Diri Sendiri Adalah Cara Terbaik Untuk Menemukannya

Apa itu cinta sejati dan mengapa kita jatuh cinta? Bagaimana caranya menemukannya? Pertama, cobalah cintai diri sendiri dulu. Terdengar klise memang, tetapi itu memang benar adanya. Kita harus mencintai diri sendiri sebelum bisa mencintai orang lain.

Merasa nyaman dengan diri sendiri, bahkan saat kita sedang mengalami hari yang buruk. Cari tahu siapa diri kita sebenarnya, jauh di lubuk hati ter dalam, dan ketahui apa tujuan hidup kita.

Jatuh cinta pada diri sendiri dan melakukan apa yang menjadi hobi kita tidak hanya bisa memuaskan diri sendiri, tetapi juga menjadikan diri kita berkualitas di depan pasangan.

Jangan lupa bahwa kita perlu mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri itu penting, tetapi itu bukan sesuatu yang harus kita raih dan kemudian kita buang begitu saja saat sedang bersama pasangan kita.

Terlepas dari ciri-ciri dan arti cinta sejati, kita harus tetap mencintai diri kita sendiri seumur hidup kita. Jika kita mulai tidak menyukai diri sendiri atau apapun yang sedang kita lakukan, maka perlu adanya sedikit penyesuaian agar kita tetap di jalur yang benar, untuk tetap setia pada pasangan kita dan tetap bisa mencintai diri kita sendiri.

Cinta Sejati Itu Tanpa Rekayasa Dan Tidak Menuntut

Pendamping hidup seharusnya tidak pernah meminta kita untuk berubah, jika dia benar-benar mencintai kita. Dan jika kita benar-benar mencintai pasangan kita, kita juga seharusnya juga tidak berharap dia berubah sesuai keinginan kita.

Menjalin hubungan adalah tentang menyukai satu sama lain, dan itu semua tumbuh untuk saling mencintai. Jadi, mengapa kita perlu mengubah pasangan kita? Terima dulu mereka apa adanya, dan niscaya kita akan mendapatkan sisi positifnya.

Apakah kita sempat ragu dengan pasangan kita? merasa tidak yakin akan adanya kecocokan?

Jika kita terlalu banyak bertanya pada diri sendiri tentang pasangan, hubungan, dan masa depan bersama, maka kita mungkin tidak sedang benar-benar jatuh cinta.

Saat kita jatuh cinta, kita tidak perlu mempertanyakan apa pun.

Rasanya alami untuk tetap bersama pasangan kita, dan bersama-sama berjuang untuk menghadapi semua tantangan demi tantangan untuk mencapai masa depan yang diimpikan bersama.

Cinta Sejati Itu Memandang Kelemahan Lalu Dijadikan Kelebihan Untuk Saling Mencintai

Untuk mendapatkan cinta, kita harus memberikan cinta. Kita tidak dapat menggunakan cinta sebagai alat tawar-menawar. Jangan memberi tahu pasangan kita bahwa kita hanya mencintainya ketika dia melakukan sesuatu yang baik saja. Jangan berikan dia raut kecewa jika dia melakukan kesalahan, tetapi tetap tenang dan anggaplah itu sebagai pembelajaran.

Kita harus mencintainya setiap saat, baik lewat kata-kata maupun tindakan, karena cinta sejati itu tidak ada syaratnya. Jika kita memberikan banyak cinta dan kasih sayang, maka kita juga akan mendapatkannya dan bisa jadi lebih banyak yang akan kita dapatkan.

Begitu banyak kisah cinta yang berawal dari pertemanan dan persahabatan dari waktu ke waktu. Hal itu bisa saja terjadi, tetapi ingat kita hidup di dunia nyata bukannya di film atau sinetron.

Kita tidak perlu menjadi teman terbaik dengan pasangan kita sejak TK untuk memperoleh cinta sejati. Tetapi kita hanya harus bisa berteman dengan pasangan kita.

Kita harus bisa menjalin komunikasi, berbagi canda tawa, dan menikmati kebersamaan satu sama lain. Seiring waktu, gairah fisik akan senantiasa menurun, tetapi apabila dilandasi persahabatan sejati niscaya akan bertahan selamanya.

Cinta Itu Tentang Komitmen

Sudah menjadi sifat manusia untuk tertarik terhadap lawan jenis, dan itu merupakan naluri yang alamiah.

Terkadang kita merasa tiba-tiba tertarik sejenak jika ada seseorang yang menawan lewat di depan kita begitu saja. Jangan merasa bersalah dengan kondisi itu. Sepanjang kita tahu batasan, maka niscaya tidak akan menghancurkan hubungan kita dengan pasangan kita.

Selama kita tetap berkomitmen pada pasangan kita, hubungan akan menjadi baik-baik saja. Saat kita benar-benar jatuh cinta, kita tentu tidak ingin bersama dengan orang lain. Kita tentu tidak bisa membayangkan menghabiskan waktu kita tanpa kekasih atau pasangan kita.

Banyak hubungan kandas hanya karena adanya hal sepele yang sebenarnya bisa dikompromikan. Hubungan seperti itu sangatlah tidak dewasa, dan apa pun yang kita pikir saat itu mungkin bukanlah cinta.

Saat kita benar-benar jatuh cinta, masalah-masalah sepele hanyalah seperti kerikil-kerikil kecil yang ada di jalan. Sadarilah! Bahwa jodoh juga merupakan ujian dari Allah.

Yakinlah! Tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi. Selesaikan dengan bijak dan kepala dingin, karena kebersamaan itu lebih penting daripada masalah-masalah kecil dan sepele yang terjadi.

Apakah Wajah Mirip Tanda Jodoh?

Konon katanya, "Pasangan kekasih yang punya wajah mirip adalah pertanda jodoh". Memang banyak anggapan yang beredar di masyarakat, kalau orang yang punya wajah mirip dengan pasangannya adalah pertanda jodoh. Selain wajah, beberapa sifat, kepribadian, perilaku, dan beberapa kebiasaan pun seringkali tidak jauh berbeda.

Para peneliti juga sudah lama mempelajari hal unik ini. Namun pada dasarnya, ada unsur kecenderungan tersendiri yang membuat seseorang akan lebih memilih pasangan yang memiliki aspek kesamaan dengan dirinya. Jadi, memiliki wajah yang mirip dengan orang lain atau lawan jenis bukanlah alasan mutlak sebagai pertanda jodoh.

Siapa Jodoh Ku Ya Allah?

Ketika kita telah jatuh cinta pada seseorang, tak ada cara lain yang lebih indah selain bermunajat pada Allah SWT, kemudian memanjatkan doa:

"Ya Allah Ya Jamil, jika dia orang yang baik bagi kebaikan agamaku, duniaku, dan akhiratku, segerakanlah pertemuan kami dalam bingkai yang halal.

Namun jika dia bukanlah yang terbaik untukku, peliharalah kami dalam persaudaraan sesama muslim. Amin."

Itulah ciri-ciri cinta sejati atau jodoh menurut psikologi. Semoga dengan membaca artikel yang berjudul ciri-ciri cinta sejati atau jodoh menurut psikologi ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua dalam mencari ciri-ciri cinta sejati dan jodoh. Amin. Salam hangat Zuwaj.com

Baca juga: Kenapa Allah Ciptakan Rasa Rindu? Semua Tentang Kerinduan.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar sebelum berkomentar.
Buka Komentar