Skip to main content

Perbaiki Niat Sebelum Menikah Dengan Persiapan Lahir Dan Batin

Perbaiki niat sebelum menikah dengan persiapan lahir dan batin. Jangan sampai kesalahan niat sebelum menikah menyebabkan melemahnya keyakinan kepada sifat-sifat Allah Ta'ala. Maka dari itu, meluruskan niat sebelum menikah sangat penting dilakukan bagi pasangan calon pengantin.

Mengharap seorang suami, istri, atau seorang menantu karena menginginkan kehormatan dari hartanya, dapat menjadikan kita lupa yang lebih mendasar sekaligus melalaikan, bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Kaya.

Disamping itu, buruknya niat dapat menjadikan seseorang lemah dan hina, bahkan sebelum ia meraih apa yang ia impikan sepenuh harapan sebelumnya. Oleh karenanya, perbaiki niat sebelum menikah dengan persiapan lahir dan batin mulai sekarang. Agar hubungan rumah tangga yang dijalani mendapatkan keberkahan berlimpah dari Allah Swt.

Perbaiki Niat Sebelum Menikah

Suatu ketika seorang laki-laki datang menemui Sufyan bin Uyainah. Ia berkata: "-Wahai Abu Muhammad ( panggilan untuk Sufyan ibnu Uyainah ), aku sengaja datang kesini dengan tujuan mengadukan istriku. Aku adalah orang yang hina dihadapannya-".

Beberapa saat lamanya, Ibnu Uyainah menundukkan kepalanya. Saat beliau telah menegakkan kepalanya, kemudian beliau berkata: "-Apakah dulu ketika engkau menikahinya, menginginkan meningkatnya martabat serta kehormatan?-"

"-Benar, wahai Abu Muhammad-" tegas lelaki tersebut.

Abu Muhammad berkata: "-Barangsiapa menikah karena tujuan kehormatan, maka ia akan hina. Barangsiapa yang menikah karena mencari harta, maka ia akan menjadi miskin.

Namun, barangsiapa yang menikah karena agamanya, maka Allah akan memberikan untuknya harta dan kehormatan di samping agama-"

Persiapan Lahir dan Batin Sebelum Pernikahan

Nasehat Ibnu Uyainah kepada lelaki yang mengadukan nasibnya tersebut semakin terasa membekas, manakala dikaitkan dengan masalah-masalah rumah tangga setelah pernikahan. Diantaranya adalah:

Pertama, Ada yang tampaknya sangat rumit, tapi ternyata penyelesaiannya sangat sederhana karena kedua memiliki niat yang baik terhadap masalah yang membelitnya.

Kedua, Ada pula yang tampaknya sangat sederhana, tapi penyelesaiannya jauh lebih rumit daripada yang saya bayangkan karena salah satu (apalagi jika keduanya) salah niat saat melangsungkan pernikahan, termasuk salah niat dalam mencari pendamping hidup.

Sungguh, sama orangnya tapi beda niatnya, akan sangat membedakan apa yang akan diraih seseorang dalam pernikahan.

Ketiga, Menikah dengan orang yang memiliki harta berlimpah misalnya, bukan merupakan kesalahan jika niatnya benar. Tetapi berapa banyak yang harus mengalami kekecewaan sangat mendalam, karena salah niat saat menentukan pilihan.

Keempat, Suatu saat seorang lelaki datang mengadukan nasibnya. Jauh sebelum menikah, ia memang telah menetapkan kriteria pokok perempuan yang patut dinikahi dan bila perlu dikejar-kejar sampai teraih, yakni cantik, putih, kaya dan syukur kalau cerdas.

Kesimpulannya adalah, empat kriteria ini sangat pokok. Adapun kalau luas pengetahuan agamanya, itu bonus saja. Ia memegang prinsipnya itu sejak bertahun-tahun sebelum menikah dan ia konsisten dengan itu.

Allah Ta’ala pun rupanya mengabulkan apa yang menjadi impiannya. Ia mendapatkan yang cantik, kulitnya putih, kaya, dan cerdas. Ia mendapatkan semuanya, termasuk bonus yang tak terduga.

Meluruskan Niat Sebelum Menikah

Dalam kitab Tasbitul Fuad, alHabib Abdullah bin Alwi alHaddad menyebutkan tentang munculnya penyakit yang menimpa anak-anak kecil pada waktu itu, sehingga banyak diantara mereka yang meninggal dunia.

Mengenai hal tersebut, Habib Abdullah bin Alwi alHaddad mengatakan:

'Bisa jadi penyebab dari meninggalnya mereka ialah karena beberapa alasan. Seperti, ketidak-beresan yang terjadi dalam pernikahan orang tua mereka. Walaupun kita tidak mengatakan itu sebagai zina.

Atau mungkin juga, disebabkan karena kurang peduli dengan kesucian ketika bersetubuh serta adab-adabnya. Seperti dzikir, dan sebagainya.

Kenapa orang-orang zaman sekarang jauh dari niat-niat yang mulia dalam melaksanakan pernikahan?

Mereka sangat lalai akan hal ini, bahkan dari niatan yang minimal sekalipun. Yaitu, untuk melaksanakan sunnah, atau menjauhkan diri dari kemaksiatan, atau menjaga mata dari yang haram.

Kebanyakan diantara mereka niatnya sebatas melampiaskan syahwat belaka. Hingga kalaupun mereka memperoleh anak, yang terlahir hanyalah keturunan yang membuat mereka lupa dan lalai kepada Allah Swt.'

Niat memang memiliki posisi sangat istimewa dalam ajaran islam. Kali ini, kita membicarakan niat terkait dengan salah satu tahapan kehidupan yang selalu dilewati oleh setiap orang, yaitu pernikahan.

Niat Sebelum Menikah

Dalam hal ini, para ulama memberikan saran kepada setiap orang yang akan menikah, agar berniat dengan niat-niat sebagai berikut:

  1. Saya menikah dengan niat untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW.
  2. Saya menikah dengan niat untuk menjaga pandangan mata dari yang haram.
  3. Saya menikah dengan niat untuk memperoleh keturunan yang bisa memperbanyak jumlah umat islam.
  4. Saya menikah dengan niat untuk meraih kecintaan Allah Swt. Dengan berusaha mendapatkan keturunan yang bisa melanjutkan generasi umat manusia.
  5. Saya menikah dengan niat untuk menggapai cinta Nabi Muhammad Saw, demi memperbanyak umat-nya yang berkualitas. Hingga kelak di hari kiamat Rasulullah Saw bangga dengan hal tersebut.
  6. Dalam hadits disebutkan, "Menikahlah, dan perbanyaklah keturunan! Sebab, aku akan membanggakan kalian di hadapan umat-umat lain kelak di hari kiamat."

  7. Saya menikah dengan niat untuk memperoleh keberkahan dari do'a yang dipanjatkan seorang anak saleh setelah saya wafat kelak, sekaligus berharap pertolongan serta syafa'at dari anak-anak tersebut, jika mereka meninggal ketika masih kecil.
  8. Saya menikah dengan niat untuk menjaga kehormatan istri, serta memenuhi kebutuhannya. Dan berniat untuk mencukupi nafkah istri serta anak-anak.
  9. Saya menikah dengan niat untuk menjaga diri dari setan, kecenderungan syahwat yang negatif, dan menghilangkan kerinduan. Menjaga pandangan mata, menjaga kemaluan dari perbuatan hina, dan mengusir rasa was-was.
  10. Saya menikah dengan niat untuk menyenangkan dan membahagiakan diri, dengan cara duduk bersama pasangan atau memandang serta yang lainnya, agar bisa bertambah giat dan lebih tenang dalam beribadah.
  11. Saya menikah dengan niat untuk mengurangi kesibukan hati dalam mengatur rumah, mengerjakan pekerjaan dapur, menyapu, dan membersihkan perabotan, serta mendapatkan kemudahan hidup.
  12. Saya menikah dengan niat untuk melatih diri dalam urusan tanggung jawab sebagai pemimpin rumah tangga, berusaha memenuhi kebutuhan istri, berusaha memperbaiki akhlak mereka, sabar atas kelakuan dan keburukan mereka, membimbing mereka kepada kebaikan, mencari rizki yang halal untuk mereka, serta menjalankan kewajiban dalam mendidik anak-anak dengan pertolongan Allah Swt.
  13. Saya menikah dengan niat pada semua niat tersebut, dan niat lainnya dari semua yang saya curahkan, saya ucapkan, dan saya kerjakan, dalam urusan pernikahan ini, karena Allah Swt.
  14. Saya menikah dengan niat seperti yang telah diniatkan oleh para hamba Allah yang saleh, dan para ulama yang mengamalkan ilmunya.
  15. Kemudian bacalah doa ingin menikah ini: "Ya Allah, berikan taufiq kepadaku. Seperti halnya Engkau memberi taufiq kepada mereka. Dan tolonglah aku, seperti halnya Engkau telah menolong mereka."

Penutup

Itulah saran dari para ulama kepada kita semua, agar berniat dengan niat yang baik-baik. Yakni, niat menikah karena Allah subhanahu wa ta'ala. Mulai saat ini, tanamkan dalam hati, luruskan persepsi, dan perbaiki niat kita sebelum menikah. Dengan jalan persiapan lahir dan batin yang matang.

Semoga Allah memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin. Selamat berjuang sobat Zuwaj.

Baca juga: 6 tips perawatan pra nikah untuk laki-laki yang harus dilakukan.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar sebelum berkomentar.
Buka Komentar