Skip to main content

Pojok Rindu Yang Terpendam Kenangan Indah

Pojok rindu yang terpendam kenangan indah di sudut-sudut kamar, berjejer dengan beberapa foto yang tengah memandangiku. Aku ingat! Foto itu hadiah ulang tahun ku, tahun lalu. Bukan! Itu adalah hadiah kelulusan, Happy Graduation Day!. Begitu tertulis pada gambar berbingkai plastik itu.

Gambarnya tidak begitu jelas, namun dalam ingatanku aku masih hafal betul kalau foto itu aku ambil di hutan pinus mangunan. Sekitar 20 kilometer jauhnya dari pusat kota Jogja. Bingkainya berdebu, aku tidak ingat lagi kapan terakhir membersihkannya.

Seminggu, sebulan, atau mungkin belum pernah sama sekali aku bersihkan sejak foto itu dihadiahkan kepadaku. Seorang gadis dua puluh tahunan tampak tersenyum di foto itu.

Pemilik pojok rindu yang terpendam

Aku memandang sudut lain, pojok lain. Kemungkinan pojok rindu selanjutnya. Terlihat syal putih kusam menggantung penuh debu. Kadang tertutup celana, kadang sarung, kadang jaket, dan bermacam-macam baju sering singgah di gantungan yang sama.

Dulu aku yang minta syal itu. Buat kenang-kenangan, kataku saat itu sambil meminta kepada seorang gadis cantik untuk memberi sedikit minyak wangi yang biasa dia pakai.

Aku menyukainya, maksudku minyak wangi itu. Wanginya seperti piringan hitam yang saat dihirup mampu memutar irama-irama kerinduan masa lalu. Sekarang baunya sudah hilang, berganti bau apek keringat yang ditularkan oleh sandangan-sandangan kumal jarang dicuci. Kecut. Dan benar saja, pojok rindu yang terpendam kutemukan.

Kenangan adalah Masa Lalu

Di pojok lain ada sepatu Pi*ro. Masih baru. Belum genap seminggu aku memilikinya. Lagi-lagi dia memberikannya padaku. Kali ini benar, itu kado ulang tahunku tahun ini.

Aku sudah berjanji pada si pemberi, ingin berlari sejauh-jauhnya dengan sepatu itu. Berlari meninggalkan semua keputus-asaan dan penyesalan. Aku ingin terus sehat sampai lama, lama sekali.

Biar bisa melihat foto itu sepuas hati, dan berlari dengan sepatu ini lebih lama. Dengan melingkarkan syal di sudut meja, ruang tamu.

Sambil membayangkan aroma wangi, dan irama kenangan yang menyertainya. Sambil melihat matahari sore yang perlahan melukis di atas kanvas cakrawala, dengan semburat warna jingga.

Apa itu Pojok Rindu?

Pertama, engkau hadir bersama angin kehidupan untukku. Kedua, mataku berkedip bersamaan lenyapnya aroma dan irama lagumu. Ketiga, dan yang paling penting, engkau muncul kembali, untukku selamanya, bahagiaku selamanya, bersamamu, di sudut kerinduan masa lalu. Selain itu, tidak ada lagi yang perlu disembunyikan, karena semuanya sudah tersibak tanpa rasa curiga lagi.

Bersamamu, wahai pemilik pojok rindu yang terpendam kenangan indah. Akan kulupakan senyum manjamu, dan tak akan ku ukir kerinduan ini. Dalam ruang ingatanku, atau pun hati kecilku. Lenyaplah engkau bersama bayang-bayang nestapa, melalui pojok rindu yang terpendam kenangan indah.

Baca juga: Nasehat Hati dan Jiwa dalam Kehidupan Manusia.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar sebelum berkomentar.
Buka Komentar