Skip to main content

Nasehat Hati dan Jiwa dalam Kehidupan Manusia

Nasehat hati dan jiwa dalam kehidupan manusia ini hanyalah coretan kosong, jangan diambil hati jika ada kalimat atau kata yang kurang pantas. Namun sebaliknya, berilah kami kritikan dan masukan yang membangun, agar bisa terus update postingan menarik lainnya melalui situs Zuwaj.com ini.

Cerita pendek ini hanyalah rekaan belaka, namun melalui cerpen tentang seorang ibu yang khawatir terhadap anaknya ketika mau bepergian bersama teman-temannya, mudah-mudahan bisa sedikit mewakili sebagai nasehat kehidupan. Berikut adalah cerita singkat nasehat hati dan jiwa dalam kehidupan manusia yang kami analogikan dengan berkendara.

Analogi Kehidupan Manusia

"San, mau kemana kamu?" tanya sang Ibu kepada Sania.

"Mau ke luar kota, Bu. Hari ini Sania ada acara bakti sosial di panti asuhan," jawabnya.

"Jauh ya?"

"Iya, Bu. Mungkin sekitar 2 jam perjalanan."

"Jangan lupa bawa jas hujan. Siapa tahu nanti hujan di perjalanan."

"Sudah, Bu. Tenang saja. Sania berangkat ya."

"Tunggu! Kenapa kamu tidak pakai jaket? Ibu takut kamu sakit dan ada apa-apa. Angin jalanan tidak baik untuk kesehatan," tegur sang Ibu.

"Tenang saja, Bu. Tidak usah khawatir. Begini saja sudah cukup." Jawab Sania dengan tenang.

"Sania, ibu tahu saat ini kamu tidak kedinginan. Menurutmu memakai kaos pendek saja sudah cukup tapi kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi nanti. Ibu berkata seperti ini demi keselamatan kamu, Nak," tutur sang Ibu dengan sabar.

Sania mulai kesal. Dia harus segera berangkat karena teman-temannya telah menunggu. "Ibu jangan sok tau. Yang pergi kan Sania. Sania yang tahu apa yang harus Sania lakukan! Sudah. Aku pergi!" jawabnya sambil berlalu meninggalkan rumah.

Singkat cerita, saat di perjalanan. Sania bersama teman-temannya yang sama-sama mengendarai motor saling memacu kendaraan mereka, dan berharap akan segera sampai ke Panti Asuhan. Namun, saat berada di persimpangan jalan, Sania dan salah satu temannya tidak bisa mengendalikan lajunya. Hingga akhirnya mereka saling bersenggolan dan terjatuh. Sania dan temannya pun terseret dan mengalami luka-luka.

Bedanya, luka Sania lebih parah jika dibandingkan dengan temannya karena temannya mengenakan jaket cukup tebal. Saat dilarikan ke rumah sakit, Sania sempat menghubungi ibunya dan segera meminta maaf sembari menangis karena telah mengabaikan nasehatnya.

Ibunya pun segera menuju rumah sakit yang dimaksud. Hingga akhirnya rencana Sania mengikuti bakti sosial pun gagal. Mau tidak mau, acara harus tetap berjalan sesuai kesepakatan dengan pihak panti asuhan. Sania pun kembali pulang setelah dijemput ibunya.

Nasehat Hati dan Jiwa

Sobat, hidup ini layaknya kita sedang berkendara dalam perjalanan jauh. Kita harus mempersiapkan segalanya dengan matang jika ingin selamat sampai tujuan. Sebab, tujuan itu adalah pilihan kita, tujuan kebaikan atau keburukan, surga atau neraka.

Kita harus mengenakan pengaman selama berkendara seperti jaket, helm, sepatu, dan jas hujan jika sewaktu-waktu turun hujan. Sebagaimana kita mempersiapkan akal, iman, dan ketaqwaan kita kepada Tuhan untuk memulai sebuah perjalanan hidup yang panjang.

Helm adalah pengaman kepala yang wajib kita pakai selama berkendara, sebagaimana iman adalah sesuatu yang wajib dimiliki setiap orang selamanya. Inilah yang kami maksud nasehat hati dan jiwa dalam kehidupan manusia

Sebelum memulai perjalanan.

Jas hujan juga harus kita persiapkan, jika sewaktu-waktu turun hujan saat berkendara. Kita pun tidak pernah tahu apakah nanti akan ada hujan lebat atau tidak.

Terkadang, kita juga butuh berteduh jika hujan begitu lebat. Sebagaimana jika kita mengalami hal yang berat dalam hidup, tidak selalu kita harus melawannya. Terkadang, berteduh untuk menenangkan pikiran dan hati juga perlu. Hingga kita benar-benar siap melanjutkan perjalanan kembali.

Helm, Jaket, sepatu adalah pengaman yang harus kita pakai jika sewaktu-waktu terjatuh. Setidaknya luka kita tidak akan separah ketika kita tidak mengenakan ketiganya sama sekali. Itu seperti kehormatan, iman, dan taqwa yang harus kita miliki sebagai ‘sabuk pengaman’ dalam hidup agar kita tidak goyah ketika terjatuh di setiap masalah hidup.

Saat menempuh perjalanan.

Kita harus bersikap dewasa menghadapi para pengendara lain yang kurang hati-hati di jalan. Mungkin kita sudah sangat berhati-hati, tapi belum tentu pengendara lain. Maka kita harus bersabar dan bersikap dewasa. Sebagaimana kita bersikap dewasa ketika menghadapi masalah dengan orang lain. Jika terjatuh karena bersenggolan, jangan pernah membalasnya jika tidak ingin terjatuh lagi.

Bersikaplah sabar dan mengalah terhadap orang-orang yang ingin menyeberang jalan. Mereka juga memiliki tujuan meskipun dengan berjalan. Sebagaimana kita bersabar menghadapi orang-orang yang mungkin memperlambat jalan dan perjalanan kita dalam mencapai tujuan hidup. Mereka adalah cobaan dari Tuhan untuk menguji kita.

Tetaplah mematuhi peraturan dan rambu-rambu lalu lintas jika ingin sampai tujuan dengan selamat. Rambu-rambu itulah yang mengarahkan kita menuju keselamatan dan jalan yang benar. Tentu kita akan tahu sendiri akibatnya jika melanggar. Layaknya kita harus tetap mematuhi aturan Tuhan yang akan menyelamatkan kita dalam perjalanan hidup ini.

Hati-hati dengan berbagai godaan saat berkendara. Bisa saja kita menemukan sebuah jalan pintas yang sepertinya akan membawa kita ke tempat tujuan lebih cepat. Akan tetapi, kenyataannya justru menyesatkan kita, hingga kita harus kembali lagi ke jalan semula. Sebagaimana perjalanan hidup kita. Jangan sampai kita silau dengan berbagai jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu yang justru akan menyesatkan kita.

Ketika akan memulai perjalanan.

Jangan lupa pula, ikutilah nasehat orang-orang yang menyayangi kita. Kita memang perlu memilah, manakah nasehat yang baik dan buruk. Akan tetapi, mengabaikannya bukanlah pilihan yang tepat karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sebagaimana kita mengikuti nasehat orang-orang di sekitar kita. Memang tidak semua nasehat baik untuk kita, akan tetapi mengabaikannya juga bukan pilihan yang tepat.

Tersesat di perjalanan seringkali akibat kita tidak memperhatikan rambu-rambu, tergesa-gesa, atau tidak memahami rute yang benar. Di saat seperti itu, tentu kita membutuhkan bantuan orang lain untuk mengarahkan kita. Sebagaimana saat kita dalam keadaan sulit, kita perlu berbagai masukan dari orang lain. Namun demikian, kita patut berhati-hati dalam memilih informasi yang tepat agar kita tidak semakin tersesat.

Hati-hati dengan setiap jalan yang kita lalui. Jalan terjal dan berlubang pasti akan kita lalui. Selalu ingatlah Tuhan dalam berkendara, agar tidak lalai hingga celaka. Layaknya dalam hidup, kita harus selalu berhati-hati dan menyertakan nama Tuhan, agar tidak salah dalam melangkah dan mengambil keputusan.

Hati-hati pula saat melewati setiap simpang jalan. Banyak kendaraan yang searah dengan kita namun berbeda kecepatan. Jangan sampai saling menikung hingga membuat kita terjatuh. Dalam hidup, setiap orang memiliki tujuan sama, yakni meraih kebahagiaan. Jangan sampai kita saling menikung dan menjatuhkan antar sesama, karena pada hakikatnya tujuan kita sama.

Jika ingin sampai tujuan dengan selamat, berkendaralah dengan baik, dan jika ingin sampai pada kebahagiaan yang kekal, jalanilah hidup dengan baik pula.

Semoga nasehat hati dan jiwa dalam kehidupan manusia diatas bisa bermanfaat untuk semuanya. Amin. Jika sobat memiliki tulisan tentang analogi nasehat hati dan jiwa dalam kehidupan manusia yang ingin di tampilkan di situs Zuwaj.com ini, sobat bisa langsung menghubungi kami melalui tombol Contact yang tersedia dibagian bawah.

Oh ya satu lagi, bookmark juga halaman ini agar lebih mudah menemukannya dilain waktu.

Baca juga: Apa Arti Cinta Sejati Dan Ketulusan?.

#motivasihidup #wiseword #maknahidup

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar sebelum berkomentar.
Buka Komentar