Skip to main content

Parental Burnout: Pengertian, Tanda Tanda dan Cara Mengatasinya

Parental Burnout adalah kelelahan parah yang membuat orang tua merasa terpisah dari anak-anak mereka, dan mengganggu hal-hal yang terkait dengan kemampuan parenting mereka. Ketika stres harian mengasuh anak menjadi semakin buruk, hal itu dapat berubah menjadi parental burnout. Ini merupakan jenis kelelahan yang memiliki konsekuensi serius bagi orang tua dan anak, serta meningkatkan resiko pengabaian dan kekerasan terhadap anak.

Daftar isi

Burnout pada dasarnya adalah sindrom kelelahan yang ditandai dengan perasaan kewalahan, kelelahan fisik dan emosional, menjauh dari anak-anak secara emosional, dan perasaan menjadi orang tua yang buruk. Sayangnya, jarang terdapat studi terkait kondisi ini karena “parental burnout” dianggap hal yang “tabu”. Ya, norma-norma yang berlaku dalam masyarakat mengharuskan kita menerima peran sebagai orang tua dengan “bahagia” dan “indah”, yang semestinya tidak ada tekanan.

Apa Itu Parental Burnout?

Parental Burnout adalah kondisi yang dialami orangtua berupa kelelahan secara fisik, mental dan emosional. Kondisi ini kemudian mempengaruhi cara parenting yang diterapkan pada anak.

Kondisi ini juga membuat orangtua mengalami kelelahan kronis, seperti sering mengalami masalah tidur dan konsentrasi. Jika kondisinya semakin parah, bisa menyebabkan depresi, kecemasan kronis, dan penyakit.

Ada stigma yang terkait dengan Parental Burnout ini. Akibatnya adalah, orangtua seringkali menyembunyikan apa yang mereka alami, dan tidak menjangkau dukungan praktis serta emosional.

Tanda-tanda parental burnout yang harus di waspadai

Parental Burnout disertai dengan serangkaian gejala tertentu. Salah satu tanda awalnya adalah kelelahan fisik dan mental yang ekstrem. Selain itu, tanda-tanda parental burnout lainnya meliputi:

  • Pikiran untuk bunuh diri dan melarikan diri karena merasa terjebak
  • Peningkatan perilaku adiktif
  • Masalah kesehatan
  • Risiko kecemasan dan depresi lebih tinggi
  • Lebih sensitif atau emosional
  • Mudah marah dan frustrasi
  • Gangguan tidur
  • Lebih sering bertengkar dengan pasangan
  • Perasaan tidak mampu, seperti kehilangan rasa percaya diri yang terkait dengan pengasuhan anak
  • Lalai dalam merawat anak
  • Muncul perilaku kekerasan verbal dan fisik terhadap anak

Cara Mengatasi Parental Burnout

Jadi apa yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi Parental Burnout ini? Berikut beberapa hal yang Parents perlu perhatikan:

1. Mengenali Tingkat Stress

Itu benar. Anak-anak kita bergantung pada kita. Hubungan pengasuhan sangat penting untuk perkembangan psikologis anak-anak. Masalahnya, kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita miliki.

Jika kita “terputus” dari diri kita sendiri, maka kita tidak bisa memberikan keterikatan, cinta, dan pengasuhan. Jika kita berada di level stres yang tinggi, kita tidak bisa selalu merespons dengan sabar dan peduli. Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui kapan tingkat stress mencapai level tinggi dan memahami apa yang harus dilakukan karenanya.

2. Menjadi Orang Tua yang “Baik”

Meskipun bukan cerita baru, ibu-bu kerap berada di bawah banyak tekanan untuk “melakukan semuanya.” Dalam budaya kita, masyarakat cenderung menghargai “citra” orang tua yang berusaha memberikan kehidupan yang sempurna bagi anak-anak mereka.

Namun, James Lehman akan mengatakan bahwa menjadi orang tua yang “cukup baik”, artinya secara konsisten merawat anak-anak Anda. Ini adalah kuncinya.

Parents tidak harus menjadi Ibu Super tanpa cacat untuk membesarkan anak-anak dengan baik. Jadi, santailah sedikit. Seimbangkan waktu untuk memenuhi kebutuhan keluarga Anda sambil tetap merawat diri sendiri, sangat mungkin memberikan hasil yang lebih baik daripada selalu berusaha menjadi orang tua yang sempurna.

3. Mencari Dukungan

Ketika Parents sudah merasa “berasap”, gunakan dukungan yang sudah dimiliki atau cari dukungan baru. Hal ini bisa berarti menghubungi kakek-nenek, saudara, atau pengasuh anak untuk memberi Anda sedikit kelonggaran dari pengasuhan setiap kali merasa kelelahan.

Gunakan waktu ini sebaik-baiknya untuk melakukan sesuatu yang memulihkan diri sendiri — berolahraga, bersantai, makan siang bersama pasangan Anda, minum kopi bersama teman — apapun yang membangkitkan semangat Anda. Lupakan sejenak hal-hal terkait pengasuhan anak yang melelahkan.

4. Kenali dan Fokus pada Hal Positif

Ketika orang putus asa dan lelah, sulit untuk melihat hal yang positif. Dalam masa-masa sulit itu, berlatihlah untuk mengingatkan diri sendiri tentang beberapa hal yang berkembang atau beberapa kemajuan kecil dalam kehidupan Parents dan anak. Mengakui keberhasilan kecil dan membangun kekuatan adalah batu loncatan bagi Parents untuk menaklukkan perasaan-perasaan negatif.

Menemukan cara untuk merawat diri sendiri sebagai orang tua bisa menjadi tantangan, tetapi bukan tidak mungkin. Setiap situasi adalah unik, dan lihatlah situasi ini sebagai perjalanan parenting Anda.

Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan orang lain, bila Anda merasa sedang berada di situasi yang memicu perilaku negatif. Kunjungi profesional dan tanyakan pada ahli terpercaya kami secara pribadi di sesi Tanya Ahli.

Jika memiliki waktu untuk diri sendiri, cobalah untuk tidak merasa bersalah. Ingatkan diri sendiri bahwa Anda akan menjadi orang tua yang lebih baik karenanya, dan bahwa Anda dapat memberikan contoh kepada anak – anak tentang pentingnya merawat diri sendiri.

Baca juga: Menurut Psikologi Naksir Lebih Dari 4 Bulan Adalah Jatuh Cinta

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar sebelum berkomentar.
Buka Komentar